Coretan Kusty
Mari menulis dan buat duniamu menjadi berwarna ^_^
Sabtu, 20 Januari 2024
Resolusi?
Selasa, 26 Desember 2023
Biru
Jika hujan adalah milik rindu
lantas, panas siapakah yang membakar hatiku?
Cemburu? kukira itu hanya bentuk warna biru
Tapi konon api biru itu lebih panas
Selasa, 28 November 2023
Ceritaku lagi, Da.
Minggu, 26 November 2023
Ceritaku Hari Ini, Da.
Da, ternyata sesepi ini ya melewati hari rindu tanpa kehadiranmu? Malam ini hujan, dan sepertinya esok aku akan mendapat suatu teguran dari atasan karena segala amarah tidak terkendaliku tadi siang. Ya, aku masih seemosi itu menghadapi sesuatu, kecuali dirimu. Kau, adalah luluhku. Mencintaimu melembutkan hatiku. Kamu penasaran ya tentang apa yang terjadi tadi? Baiklah. Mari kuceritakan singkat saja, karena yang selalu panjang adalah cerita tentang kita saja.
Ya, sekali lagi aku menjebol pintu kantor itu. Ini sudah kedua kalinya. Bukan aku tidak sabaran. Aku sudah mencari kunci itu kemana-mana, bertanya pada siapa saja tapi tidak ada yang mengetahui keberadaan kunci pintu tersebut. Menunggu pun sudah aku lakukan, bahkan cukup lama walau tidak selama waktu kumencintaimu.
Biasanya kamu akan langsung menenangkanku sembari menyeduhkan coklat panas itu kan, Da? Tapi sekarang aku mampu memeluk segala ketakutan dan kesedihanku sendiri. Bahkan, pengobatku bukan lagi coklat panas, tapi mengenang kebersamaan manis kita sudah cukup menenangkan. Walau setelahnya, aku berakhir di dalam selimut sembari menangis terisak, seperti malam ini.
Da, maaf ya. Aku kembali memanggilmu dalam tulisanku. Sungguh, namamu masih selalu kularutkan dalam doa-doa panjangku. Semoga kelak kita dipertemukan dengan keikhlasan yang lebih luas.
Kamis, 16 November 2023
Mengaji
Hei, aku kembali. Hari ini aku mau cerita lagi ya. Kali ini tentang sebagian masa kecilku.
Masa kecilku tidak ada yang istimewa. Jika anak-anak perempuan berusia 6 tahun biasanya bermain masak-masakan atau mencuri alat makeup ibunya untuk mereka gunakan bersama teman-temannya belajar berdandan/mendandani boneka mereka, tidak denganku. Karena aku mempunyai kakak laki-laki, maka sejak kecil aku selalu dibelikan barang-barang yang sama dengan kakakku. Bahkan sepeda yang kupakai pun bukan sepeda berkeranjang dan berwarna merah muda seperti halnya teman-temanku yang lain melainkan sepeda bekas kakakku yang diperbaiki oleh bapak. Aku ingat sekali warna sepeda itu, hijau dengan selebor besi berwara putih. Aku pun lebih sering bermain dengan teman-teman kakakku yang notabene laki-laki semua. Aku mulai mengenal teman perempuan sejak aktif mengaji di musholla. Kala itu, untuk pertama kalinya ibu memakaikanku baju perempuan dengan jilbab langsungan yang ada ikat karetnya di bagian kepala. Namun, karena ibuku tidak pernah memakaikanku jilbab, maka tali jilbab yang seharusnya melingkar di kepalaku itu, beliau lingkarkan di area daguku (bisa kalian bayangkan?). Karena orangtuaku sama sekali tidak pernah mengajarkan huruf hijaiyah sedari awal, aku cukup kesulitan mengikuti teman-temanku selama mengaji. Aku hanya sering melihat dan mendengar bacaan sholat bapak, terkadang aku sering tertawa saat bapak dzikir dengan cepat, karena menurutku kata-kata yang beliau ucapkan jadi terdengar lucu. Yang kudengar kala itu bukan "Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah" akan tetapi "ndulillah, ndulillah, ndulillah." Aku tidak lama mengaji di musholla, karena setelah itu aku lebih sering bermain ketika menjelang ashar. Hinggga kemudian aku mulai aktif mengaji lagi tapi di musholla beda RT. Aku suka mengaji di sana karena yang mengajar adalah kakak-kakak sepupuku. Ada mas Wahyuri, mas Rohani, mbak Sus, mbak Dewi, mbak Kundari. Ada juga mbak-mbak yang bukan sepupuku. Mbak Yuni, mbak Tutik, dan mbak Nur. Dari sepupuku, aku paling suka diajar ngaji oleh mbak Dewi. Karena menurutku dia paling sabar dan menurutku saat itu paling cantik. Hahaha Sedangkan yang paling kutakuti adalah mas Wahyuri, karena menurutku dia galak walau saat itu aku melihatnya ganteng diantara sepupuku yang lain. Maaf ya, mungkin aku terkesan pilih kasih. Tapi, begitulah pikiranku saat seusia itu. Mereka mengajariku huruf hijaiyah, tajwid, doa sehari-hari. Hingga aku sering sekali memenangkan perlombaan yang diadakan ketika menyambut isro' mi'roj atau maulid Nabi. Hadiah yang kudapatkan adalah buku-buku dan pena. Orangtuaku senang dan bangga karena tidak perlu lagi membelikan anaknya buku.
Saat sudah memasuki usia sekolah, aku sempat bertanya pada kakakku. "Mas, kalau sekolah boleh pakai celana aja nggak? Aku nggak suka pakai rok." Tentu saja kakakku hanya tertawa dan mengejekku. Karena saat itu memang aku lebih sering memakai celana, sebab sudah terbiasa sejak kecil. Selain simpel juga menghemat biaya kata ibuku, sebab tdk harus selalu beli, aku bisa memakai celana bekas kakakku. (Hehe)
Ketika sudah SD, aku mulai pindah tempat mengaji. Ada ustadz baru di kampung kecil kami, namanya mas Yusuf. Orangnya ganteng, suaranya serak-serak basah dan adem cara mengajarnya. Beliau sudah beristri kok, namanya mbak Nur. Cantik dan tidak kalah ademnya ketika mengajar kami mengaji. Dengan kehadiran mereka, kami jadi lebih memperdalam lagi ilmu agama kami yang masih setengah-setengah. Beliau mulai mengajarkan rukun wudhu, rukun sholat, bacaan sholat, dzikir dan tahlil. Alhamdulillah berkat mereka, aku jadi bisa sholat dan mengaji dengan lebih baik. Semoga amal jariyah guruku, selalu menjadi ladang pahala untuk mereka di manapun mereka berada.
Aku mulai tidak mengaji lagi saat memasuki usia SMP. Karena pulang sekolah lumayan sore ditambah banyak tugas kelompok dari guru kami saat itu. Terkadang aku menyesal kenapa aku harus berhenti mengaji dengan alasan terlalu sibuk saat itu.
Senin, 06 November 2023
Yang Paling Kusayangi
Aku ingin menceritakan seseorang yang sangat aku kagumi dan bisa dibilang juga kucintai dan sangat kusayang dari awal hingga hari ini. Bagiku, dia luar biasa walau kebanyakan orang tidak berkata demikian. Banyak yang menganggapnya terlalu keras pada dirinya sendiri, egois, tidak sabaran, boros, dll. Aku sangat lama memerhatikannya ketika bercermin. Dia luar biasa sekali. Hal-hal menyakitkan pernah dia lalui. Dia sudah sampai pada titik ini. Kini dia hanya bertahan untuk menjalani sisa kesempatan yang telah diberikan oleh Tuhan. Kuharap dia mampu melewatinya dengan baik-baik saja.
Dia adalah diriku sendiri. :)
Aku Suka Warna Hujan
Resolusi?
Da, ini sudah tahun 2024. Berarti sudah 8 tahun ya kita berpisah? Rasanya baru kemarin kamu nganter aku pulang, saling merayakan kesedi...
-
Dipuji puji... dipuji sebelum jadi Dipuji puji... dipuji sebelum jadi Belumlah nyo sampai..diburanak duo Buranak surang... lah banyak ula...
-
Tetes embun di pipimu menggurat luka lama dalam hatiku terjatuh dalam gelombang lara jiwa meratapi sunyi Tatap mata bening membakar ken...
-
Batanghari aeknyolah tenang Biakpun tenang deraslah ketepi Anaklah Jambi jangan lah dikenang Siang tebayang bamimpi malam lah bamimpi A...